Presiden Resmikan Enam Proyek Bandar Udara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis 27 Maret 2014 meresmikan 6 proyek pembangunan dan pengembangan bandar udara, yang dilakukan terpusat di Bandar Udara Kualanamu Deli Serdang Sumatera Utara. Dari keenam proyek tersebut, terdapat empat bandara yang bersifat pembangunan diantaranya proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang, pembangunan Bandar Udara Muara Bungo Jambi, pembangunan Bandar Udara Pekon Serai, Lampung Barat dan Pembangunan Bandar Udara Pagar Alam, Lahat, Sumatera Selatan. Sementara itu yang bersifat pengembangan adalah Pengembangan Terminal Baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang dan Pengembangan Terminal Baru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Pembangunan dan pengembangan bandar udara di Indonesia memiliki arti strategis sebagai bagian dari peningkatan penyelenggaraan transportasi di Indonesia. Dari data diketahui bahwa jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara terus mengalami peningkatan. Sebagai gambaran pada tahun 2011 jumlah penumpang baik domestik maupun internasional tercatat kurang lebih 68.349.000 penumpang dan pada tahun 2012 meningkat 19,04% atau menjadi sebesar 81.359.000 penumpang.
Sedangkan pada tahun 2013 dari data sementara yang berhasil dihimpun hingga saat ini tercatat meningkat menjadi 85.176.000 penumpang. Namun demikian data tersebut masih terus bertambah seiring dengan proses penghitungan dan rekapitulasi yang terus dilakukan hingga saat ini, dan diperkirakan akan mendekati prediksi jumlah total penumpang angkutan udara (domestik dan internasional) pada tahun 2013 sebesar 93 juta penumpang yang pernah direlease Kemenhub pada akhir tahun 2013.
Sejalan dengan meningkatnya pergerakan manusia, barang dan jasa melalui moda transportasi udara, Kementerian Perhubungan dan semua pihak yang terkait terus melaksanakan pembangunan dan pengembangan infrastruktur bandar udara yang dalam rangka menunjang konektivitas pelaksanaan MP3EI di semua koridor di seluruh tanah air.
Penjelasan mengenai proyek-proyek yang diresmikan tersebut selengkapnya sebagai berikut :
1. Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang
Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu merupakan jawaban dan antisipasi Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan terhadap tuntutan pertumbuhan kebutuhan pengguna jasa transportasi yang begitu cepat. Bandar udara ini dibangun menggantikan fungsi Bandar Udara Polonia yang telah melebihi kapasitas sehingga berpengaruh pada pelayanan, keamanan dan keselamatan penerbangan itu sendiri.
Bandar Udara Internasional Kualanamu memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempercepat mobilitas manusia, barang, dan jasa. Hal ini mengingat Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan dapat memperkuat konektivitas sistem transportasi nasional sekaligus menjadi gerbang penerbangan internasional di Wilayah Barat Indonesia.
Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu telah melalui proses panjang yang sempat terhenti akibat krisis moneter pada tahun 1997 dan dilanjutkan kembali pembangunannya pada tahun 2007 dan baru selesai pada akhir tahun 2013. Proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu menghabiskan biaya sebesar Rp.5,59 triliun terdiri dari Anggaran Kementerian Perhubungan (APBN) Rp.3,39 triliun dan bersumber dari PT. Angkasa Pura II (Persero) Rp. 2,2 triliun.
Bandar Udara Internasional Kualanamu dibangun di atas lahan seluas 1.365 hektar dengan luas terminal 224.298 m2 dan telah beroperasi sejak tanggal 25 Juli 2013. Bandar Udara Internasional Kualanamu yang telah menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini, siap melayani 8,3 juta penumpang dan 10 ribu pergerakan pesawat setiap tahunnya. Landasan pacu Bandar Udara Internasional Kualanamu mampu melayani pesawat berbadan besar seperti Boeing 747-800, bahkan Airbus A380.
Fasilitas yang dimiliki Bandar Udara Internasional Kualanamu belum dimiliki oleh bandar udara lain seperti Integrated Check-In Area dan Integrated Baggage Handling System yang canggih. Semua fasilitas tersebut diharapkan dapat mendukung target Bandar Udara Internasional Kualanamu untuk menjadi International Hub Airport. Selain itu Bandar Udara ini merupakan yang pertama kali di Indonesia dilengkapi fasilitas Kereta Api Bandara, sehingga masyarakat memiliki alternatif lain selain moda angkutan jalan untuk menjangkau bandar udara ini dari Kota Medan.
2. Pengembangan Terminal Baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang
Pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabillilah yang terletak di Tanjung Pinang meliputi pekerjaan pengembangan terminal penumpang, apron dan fasilitas penunjang bandar udara lainnya. Pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II ini telah dimulai pada tahun 2011 hingga tahun 2013.
Terminal penumpang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabillilah telah dikembangkan dari seluas 1.280 meter persegi menjadi 8.210 meter persegi dengan kapasitas 0,61 juta penumpang. Biaya pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabillilah bersumber dari PT. Angkasa Pura II (Persero) dengan total anggaran sebesar Rp 97 milyar.
3. Pengembangan Terminal Baru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
Pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru dimulai pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dengan menghabiskan total biaya Rp. 214 Milyar yang bersumber dari PT. Angkasa Pura II (Persero).Pengembangan terminal baru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II telah berhasil dikembangkan dari seluas 16.700 meter persegi menjadi ± 88.221. Dengan perluasan terminal baru tersebut, Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II mampu menampung jumlah penumpang hingga 2 (dua) juta penumpang per tahun.
4. Pembangunan Bandar Udara Muara Bungo, Jambi
Pembangunan Bandar Udara Muara Bungo yang terletak di Provinsi Jambi telah dimulai pada tahun 2007 dan selesai 2013. Pembangunan bandara ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Perhubungan dengan Pemerintah Provinsi Jambi. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Bandar Udara Muara Bungo sebesar Rp.225,14 miliar yang bersumber dari APBN dan sebesar Rp.142,40 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Jambi. Bandar Udara Muara Bungo telah beroperasi pada bulan Agustus 2012 dan melayani penerbangan regular Muara Bungo–Jakarta.
5. Pembangunan Bandar Udara Pekon Serai, Lampung Barat
Pembangunan Bandar Udara Pekon Serai dilakukan bersama-sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan menghabiskan biaya APBN dan APBD sebesar Rp.95,86 miliar. Selain sebagai bandar udara yang melayani rute komersial, Bandar Udara Pekon Serai ini juga merupakan bandar udara untuk mengantisipasi jika terjadi bencana di wilayah tersebut.
6. Pembangunan Bandar Udara Pagar Alam, Lahat, Sumatera Selatan
Pembangunan Bandar Udara Pagar Alam telah berlangsung sejak tahun 2007 dan selesai hingga 2013, dengan kondisi kesiapan fasilitas saat ini sudah 100%. Bandar Udara Pagar Alam, Lahat, Sumatera Selatan, nantinya direncanakan dibuka penerbangan perintis dengan rute Bengkulu-Pagar Alam. Biaya pembangunan Bandar Udara Pagar Alam ini bersumber dari APBN sebesar Rp.108,5 miliar dan APBD sebesar Rp.217,9 miliar. Bandar Udara Pagar Alam saat ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Kota Pagar Alam, Lahat Sumatera Selatan.
Sumber:
http://hubud.dephub.go.id/?en/news/detail/22402